Menolak Kesombongan Nasab
Menolak Kesombongan Nasab adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. pada Senin, 15 Rabiul Awwal 1447 H / 8 September 2025 M.
Kajian Islam Tentang Menolak Kesombongan Nasab
Orang itu memuji nenek moyang dan asal-usulnya dengan penuh kecongkakan—ini merupakan kebiasaan sisa zaman jahiliyah yang tercela. Ubay bin Kaʿb memberi teguran keras agar kesombongan itu dihentikan, dengan mengatakan: “Gigitlah kemaluan bapakmu!”
Ubay berkata kepada orang yang sombong itu dengan ucapan yang tegas dan menohok, bukan dengan kata kinayah dalam menyebutkan “kemaluan bapakmu”. Mungkin ini kalimat yang kotor bagi sebagian orang. Akan tetapi tujuan kalimat itu adalah untuk mematahkan sikap takabur yang bisa menghancurkan ukhuwah dan menimbulkan arogansi. Ubay menyatakan bahwa ia tidak takut kepada siapapun dalam perkara ini, karena ia pernah mendengar sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
مَنْ تَعَزَّى بِعَزَاءِ الجَاهِلِيَّةِ فَأَعْضُوهُ بِهَنِّ أَبِيهِ وَلَا تَكْنُوا
“Barangsiapa berbangga-bangga dengan nasab jahiliah, maka suruhlah dia menggigit kemaluan ayahnya, dan jangan kalian gunakan kata kiasan.” (HR. al-Bukhari, al-Adab al-Mufrad).
Kebanggaan atas nasab—sebuah kebiasaan jahiliah—harus dihapus dari masyarakat Muslim. Untuk memberi efek jera agar seseorang tidak sombong, cara yang dianjurkan dalam suatu riwayat adalah menegur dengan kalimat yang keras sebagaimana diajarkan Nabi.
Kalimat demikian mungkin dianggap oleh sebagian orang sebagai ucapan kotor atau keji. Namun dalam kondisi tertentu ungkapan itu disyariatkan sebagai bentuk teguran untuk menghentikan perilaku sombong. Penting bagi seorang hamba untuk mengikuti sabda Allah dan sabda Rasul-Nya, bukan sekadar mengandalkan perasaan atau kebiasaan pribadi.
Contoh yang terkenal adalah ketika Ubay ibn Ka’b menegur orang yang berbangga atas nenek moyangnya; Ubay menjelaskan bahwa tindakannya bukan karena amarah, melainkan karena menyampaikan petunjuk Nabi. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengingatkan bahwa orang beriman bukanlah orang yang gemar melaknat, mengutuk, mencela, atau lisannya kotor. Tapi dalam kondisi memberikan hukuman agar orang yang membangga-banggakan nenek moyangnya malu dan berhenti, maka Nabi memberikan arahan agar kita menyebutkan kepada orang itu, “Gigit kemaluan bapakmu.”
Jangan Membanggakan Nasab
Ada sebuah ungkapan dari salah seorang ulama:
“Bagaimana mungkin manusia bisa sombong, padahal ia keluar dari dua tempat kencing? Pertama, dari tempat kencing bapaknya. Kedua, dari tempat kencing ibunya.”
Ini pelajaran penting agar seorang Muslim tidak membanggakan nenek moyangnya. Ia harus menyadari bahwa segala kebaikan yang dilakukan oleh orang tuanya maupun dirinya adalah murni karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yang seharusnya dilakukan adalah bersyukur kepada Allah, memuja, dan memuji-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Artinya: “Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah pula. Masa mengandung sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. Sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun, ia berdoa: ‘Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat amal saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dalam keturunanku. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.’” (QS. Al-Ahqaf [46]: 15)
Ketika seseorang sukses, lahir dari keluarga yang terhormat, besar dengan nama baik keluarga, atau meraih pencapaian dengan usahanya, hendaknya ia sadar bahwa semua itu adalah karunia Allah. Karunia ini wajib disyukuri, bukan untuk dibanggakan, apalagi dijadikan bahan kecongkakan dan kesombongan.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.
Download MP3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55561-menolak-kesombongan-nasab/